h

Doa itu senjata

Mungkin kita sering mendengar ungkapan “Doa adalah senjatanya orang Islam”. Ungkapan ini kalimatnya sangat sederhana dan mudah di ingat. Bahkan saya sudah hafal ungkapan ini sejak belajar baca al-Qur’an dulu. Ajaran berdoa itu sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua kita. Mulai disuruh menghafalkan doa-doa pendek, doa umum hingga doa khusus. Berdoa itu sudah menjadi budaya baik sebelum belajar, bekerja maupun bepergian. 

Kenapa doa dibaratkan sebagai sebuah senjata? Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, senjata adalah alat yang biasa digunakan untuk berperang melawan musuh. Dalam pengertian lain senjata adalah sesuatu (alat) yang dipakai untuk memperoleh maksud tertentu. Biasanya senjata itu dikeluarkan pada detik-detik terakhir, ketika kita sudah merasa tidak mampu untuk mendapatkan sesuatu dengan cara normal (tanpa senjata). Dalam bab peperangan, senjata dikeluarkan ketika musuh lebih kuat dari kita, dan kita tidak mungkin mampu mengalahkannya dengan tanpa senjata. Dalam budaya Jawa, senjata itu biasanya berupa Keris, cincin, Tongkat dan sebagainya. 


Baca juga : Koperasi syariah BMT ABAF


Senjata itu punya energi di luar energi pemegangnya, bahkan energinya bisa melampaui energi pemegangnya. Misalnya, dalam keadaan normal, seseorang tidak bisa mematahkan besi, menjinakkan hewan buas dan sebagainya, tapi pada saat menggunakan senjata tertentu ia mampu melakukannya dengan sangat mudah. Begitu juga doa. Saat kerja keras tidak dapat menghasilkan sesuatu, semua cara telah ditempuh dan belum menemukan solusi, maka doa lah sebagai salah satu jalan keluarnya.

Doa adalah alternatif terakhir dari semua kesulitan, penderitaan dan ujian yang kita hadapi. Semua orang yang beragama pasti percaya dengan doa. Karena di setiap agama pasti ada ajaran tentang doa. Berdoa berarti memohon kepada Tuhan yang maha kuasa yang memiliki energi di atas segala energi, yang berkuasa atas Alam semesta. Dengan memosisikan diri sebagai hamba yang tak berdaya, dan dengan daya-Nya semua hajat dan cita-cita bisa terkabul, tentu disertai dengan usaha agar tidak menyalahi sunnatullah.

Sering saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik di kampung maupun di Kota, ketika ada salah seorang yang sakit yang tidak kunjung sembuh padahal sudah ditangani secara medis. Tidak ada cara lain buat keluarganya selain memohon kesembuhan kepada Allah dengan berdoa, bahkan meminta bantuan tokoh agama agar ikut mendoakan sampai gelar istighatsah. Dari sini lah kita dapat pahami bahwa doa adalah senjata bagi umat Islam yang punya energi di atas segala energi manusia karena di dalamnya ada campur tangan Allah. Artinya Islam mengajarkan kepada kita untuk kerja keras dan tetap berdoa. Karena kerja keras yang tidak disertai doa menjadikan kita sebagai makhluk yang sombong, pun sebaliknya berdoa tidak disertai dengan usaha atau kerja keras akan dicap sebagai pemalas.

Dalam salah satu ayat al-Qur’an Allah berfirman “Mintalah kepada Ku niscaya Aku kabulkan permintaanmu” Allah senang jika hamba-Nya datang meminta kepada-Nya dan Dia pun berjanji akan mengabulkan permintaan hamba-Nya. karena dengan begitu mereka menyadari bahwa mereka lemah. Tapi Allah tidak suka jika hamba-Nya mengaku lemah di hadapan sesama makhluk-Nya.

Dalam ayat lain Allah menyeru kepada hambanya agar bekerja mencari nafkah untuk keluarganya “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. Dari dua ayat tersebut dapat dipahami bahwa bekerja merupakan sunnatullah/hukum Allah. “Demikianlah hukum Allah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu” maka kesuksesanmu bisa dilihat dari seberapa keras kerjamu. Sementara berdoa merupakan pengakuan seorang hamba atas kekuasaan dan kebesaran Allah. Maka keberkahan kerjamu dapat dilihat dari seberapa kuat doamu kepada Allah. Kesimpulannya adalah kerja keras dan doa merupakan dua hal yang tidak boleh dipisahkan.

Lalu kapan kita harus berdoa? Haruskah menunggu datanya ujian dan kesulitan-kesulitan hidup, atau jika menginginkan sesuatu saja? Tentu saja tidak! Kita umat Islam dituntut untuk selalu berdoa setiap saat, dalam suka maupun duka. Karena sejatinya kehidupan dunia adalah ujian bagi umat Islam. Maka kita dituntut berdoa minimal 5 kali dalam sehari.

“Maka apa bila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhan mu lah engkau berharap ”. Sempurnakanlah setiap pekerjaanmu dengan doa!


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts